يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّخُوْا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَخُوْا يَفْسَخِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ الله الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.)ِالمجادلة 11
SELAMAT DATANG DI TK ISLAM AIC MULAI SEKARANG SUDAH DIBUKA PENDAFTARAN ANAK DIDIK BARU TAHUN AJARAN 2015-2016

PROFIL


Anak yang berbakti kepada orang tua dan memiliki kemampuan baik diniyah  (agama) maupun duniawi adalah harapan setiap orang tua kaum muslimin. Tentu untuk mendapatkan yang demikian tidaklah mudah, akan tetapi harus diusahakan dengan sungguh-sungguh disertai dengan permohonan kepada Allah.
Harapan untuk mendapatkan anak yang memiliki sifat ideal ini hampir-hampir sulit diraih oleh kaum muslimin. Hal ini dikarenakan terdapat banyak hambatan, baik dari dalam maupun dari luar.
Hambatan yang berasal dari luar di antaranya adalah lingkungan yang tidak kondusif. Sebegitu ketatnya orang tua mengontrol anak apabila dia tidak memperhatikan lingkungannya maka tidak akan berarti apa-apa. Begitu banyak hal yang merusak kepribadian anak seperti tayangan TV, media elektronik dan cetak secara umum adalah di antara contohnya. Seorang anak yang selamat dari TV ketika dia membuka internet misalnya dia dapatkan hal yang buruk demikian pula ketika dia membuka majalah. Nas alullaha As-Salamah (kita memohon keselamatan kepada Allah).
Hambatan lain adalah biaya pendidikan secara umum yang kurang terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Tidak dipungkiri bahwa untuk mendapatkan kualitas yang baik tentu memerlukan biaya yang besar. Hanya saja kalau semakin lama biaya pendidikan semakin tidak terjangkau oleh masyarakat tentu akan menimbulkan hal yang tidak baik dan akan terbukti kebenaran perkataan orang “Orang miskin dilarang sekolah”.
Oleh sebab itu perlu adanya pemikiran dan niat yang lurus untuk menyelesaikan masalah ini. Untuk masalah yang pertama yaitu situasi lingkungan yang banyak merusak maka di antara yang patut diperhatikan adalah membekali anak dengan tameng yang kuat. Yang dimaksud adalah aqidah shahihah / benar dan akhlaq karimah / mulia. Harapannya adalah dengan sedini mungkin anak dibekali dengan hal ini maka mereka insya Allah masih dalam kondisi fitrah yang murni sehingga dalam menghadapi kerusakan-kerusakan lingkungan mereka sudah memiliki filter yang bisa melindunginya.
Usia dini ( 4 sd. 6 tahun) merupakan usia yang oleh sebagian kalangan merupakan usia yang tidak boleh untuk diajari membaca dan menulis. Karena mereka berpendapat bahwa hal ini akan menyebabkan efek negatif bagi anak. Teori inilah yang masih banyak berkembang di kalangan masyarakat.
Sebagian kalangan pendidik justru mengatakan yang sebaliknya, bahkan mereka menguatkannya dengan berbagai penelitian ilmiah yang telah dilakukan. Karena menurut mereka, pada usia 2 hingga 3 tahun anak-anak telah memiliki kemampuan untuk mengenal dan membedakan nama-nama benda. Sehingga menurut mereka tidak ada salahnya untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat pada anak didik pada usia dini seperti pelajaran membaca dan menulis misalnya.
 Hal yang jelas dan gamblang adalah melalui proses pembelajaran yang kontinue dan didukung dengan sistem kurikulum serta pengajar yang tangguh, insya Allah anak-anak pada usia pra sekolah akan mampu membaca, menulis dan menghafal dengan baik dan hal ini telah banyak dibuktikan oleh lembaga-lembaga pendidikan pra sekolah. Akan tetapi, hal ini tetap harus mempertimbangkan masa bermain yang masih melekat pada diri anak-anak usia pra sekolah.
Hal yang tidak boleh diabaikan dalam pendidikan usia pra sekolah adalah sistem pendidikan yang dipakai. Sistem pendidikan yang selama ini dipakai - kalau tidak boleh dikatakan semuanya – sebagian besar hanya berorientasi pada peningkatan kemampuan intelegensinya. Hal inilah yang patut untuk disadari, bahwa semata kecerdasan dan kemampuan intelegensia tidak akan membawa kemaslahatan yang besar.
Maka sistem pendidikan yang benar adalah penggabungan antara kemampuan intelegensia dan kekuatan keyakinan yang tertanam di dada mereka serta diaplikasikan dalam keseharian mereka. Inilah yang kami sebut sebagai orientasi membentuk generasi cerdas yang beraqidah shahihah dan berakhlaq karimah. Yang dimaksud cerdas adalah kemampuan mereka membaca dan menulis serta menghafal, beraqidah shahihah adalah mereka memiliki keyakinan yang benar tentang agama ini dan berakhlaq karimah adalah mereka menggunakan kecerdasan itu dalam keseharian mereka dengan akhlaq / perilaku yang mulia. Generasi inilah yang berusaha untuk sebanyak mungkin dicetak. Karena merekalah generasi yang akan memakmurkan bumi ini sesuai dengan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena beberapa alasan di atas itulah TK Islam AIC didirikan, dan perlu disadari bahwa pendirian TK Islam AIC ini tidak bisa tidak harus didukung oleh segenap lapisan masyarakat yang peduli dengan pendidikan putra-putri kaum muslimin dan demi masa depan Islam dan kaum muslimin yang lebih cemerlang. Oleh sebab itu kami mengundang dan mengajak kaum muslimin dan muhsinin untuk ikut memberikan sumbangsihnya untuk kelancaran pendirian dan pengelolaan ke depan TK Islam AIC ini.
Di antara yang patut untuk diperhatikan adalah bahwasanya motif dari pendirian TK Islam AIC ini adalah menyediakan pendidikan dasar yang berkualitas untuk putra-putri kaum muslimin dengan biaya yang terjangkau kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu dalam anggaran biaya yang insya Allah kami sertakan terdapat BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) yang akan dialokasikan untuk mensubsidi biaya pendaftaran dan juga biaya pendidikan bulanan.
Rencana pendirian TK Islam AIC ini tidak lepas pula dari teori SWOT walaupun secara spesifik tentu saja TK Islam AIC ini bukan untuk bisnis tapi sebagai wacana dan juga motivasi untuk memajukan TK Islam AIC akan dipelajari pula teori ini.
Analisa dari segi kekuatan adalah :
1.  Sistem kurikulum yang dipakai merupakan gabungan dari kurikulum TK Islam-TK Islam yang sudah berkualitas outputnya
2. TK Islam AIC ini didukung dengan tenaga pengajar yang berkompeten dan telah berpengalaman di bidangnya

Adapun dari segi kelemahan adalah :
1.      TK Islam AIC ini masih baru atau bahkan belum beroperasi sehingga belum ada kepercayaan penuh dari masyarakat untuk menyerahkan anak-anaknya di TK Islam AIC ini
2.      Sarana dan prasarana yang dimiliki TK Islam AIC ini belum lengkap sehingga bisa timbul keraguan dari orang tua

Adapun dari segi tantangan adalah :
1.      Banyaknya TK Islam yang telah dahulu berjalan dan bahkan sudah berkualitas outputnya
2.      Kondisi ekonomi, sosial dan politik Indonesia secara umum yang belum kondusif

Sedangkan dari segi peluang yang bisa dimasuki adalah :
1.      Animo kaum muslimin untuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan Islam yang semakin besar, sehingga harus diimbangi dengan jumlah lembaga pendidikan Islam yang memadai
2.      Sebagian besar lembaga pendidikan Islam membidik pasar (walaupun tidak berorientasi bisnis) kalangan menengah atas sehingga banyak dari kalangan menengah ke bawah kurang bisa menikmati pendidikan. Maka sebagai mana komitmen TK Islam AIC semula yaitu menyediakan lembaga pendidikan yang terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah dan ini merupakan point positif bagi TK Islam AIC ini karena tentu akan dilirik oleh masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah.

Tidak ada komentar: